Februari tahun 2013, terjadi kasus yang cukup menggemparkan negara-negara yang berada di Eropa. Nestle, sebuah perusahaan ternama yang bergerak di bidang makanan dan minuman diketahui menjual makanan yang mengandung DNA daging kuda di dalam produk daging sapi. Memang DNA kuda yang ditemukan tidak besar, tetapi jumlahnya di atas 1%. Produk yang terkontaminasi DNA daging kuda tersebut adalah Buitoni Ravioli Beef dan Tortellini Beef. Hal ini tentu membuat pihak dari Nestle bingung. Pasalnya, produk ini sudah tersebar di 12 negara. Inggris, Prancis, Italia, Belanda, Jerman, Swedia, Yunani, Spanyol, Irlandia, dan Romania adalah negara-negara yang sudah menerima produk tersebut (“Nestle temukan daging kuda di produk daging sapi”, 2013).
Public Relations dari perusahaan Nestle menjadi begitu penting dalam kasus ini. Setelah pihak dari Nestle memutuskan untuk menarik peredaran produk-produk yang diduga kuat sudah terkontaminasi DNA daging kuda dari 12 negara secepatnya dan juga menghentikan sementara pengambilan daging sapi dari pemasok daging utama mereka, HJ Schypke, Public Relations dari Nestle langsung melakukan konfirmasi kepada publik. Hal ini menjadi sangat penting karena isu-isu yang beredar di antara masyarakat meluas dan berkembang sangat cepat. PR dari Nestle mengatakan bahwa Nestle akan menghentikan sementara produksi Buitoni Ravioli Beef dan Tortellini beef dan juga pihak Nestle mereka telah memutus sementara pengambilan daging sapi dari pemasok daging mereka yang mereka duga sebagai akar dari masalah ini. PR dari Nestle juga mengatakan bahwa pihak Nestle akan menarik produk-produk daging sapi yang diduga sudah tercemar DNA daging kuda, dan mengatakan mereka akan melakukan uji produk daging sapi agar produk-produk yang mereka hasilkan tetap bersih dan berkualitas baik.
Tidak hanya membangun relasi yang baik dengan publik, seorang Public Relations dari Nestle juga berusaha membangun relasi yang baik di dalam perusahaan. PR Nestle mengarahkan agar Nestle terus bisa memproduksi produk-produk yang berkualitas tinggi. Hal ini perlu dilakukan karena bukan tidak mungkin ada beberapa pihak yang sedikit terguncang karena terjadinya kasus ini.
Pada 23 Februari 2013, setelah Nestle menetapkan kesalahan ada di pihak pemasok daging sapi utama mereka (HJ Schypke), dan akhirnya memutuskan untuk tidak bekerja sama lagi dengan mereka, PR Nestle kembali melakukan konfirmasi kepada publik. PR Nestle mengatakan bahwa mereka telah memutus kontrak dengan pihak HJ Schypke dan telah mengganti pemasok daging sapi utama mereka. PR Nestle juga meminta maaf kepada publik karena telah tidak teliti dan tidak memberikan produk yang memiliki standar tinggi seperti yang diharapkan publik. PR Nestle juga menambahkan pihak Nestle berjanji akan meningkatkan pengawasan terhadap produk-produk yang mereka buat dan juga meningkatkan kualitas dan kebersihan dari produk mereka (Zuckerman, 2013).
Tetapi tugas seorang Public Relations tidak hanya berhenti di sana saja. Setelah semuanya berakhir, PR Nestle harus kembali membangun relasi dan kepercayaan yang baik dengan publik agar produk-produk dari Nestle kembali bisa mengambil hati publik. PR Nestle dapat kembali mengambil hati publik dengan cara membuat iklan yang ditampilkan lewat media massa dan juga membuat event untuk publik. World Water Week pada tahun 2013, Expo 2015, dan World Economic Forum tahun 2016 adalah beberapa event yang diciptakan untuk menarik hati publik (Nestle, 2016). Kita juga bisa menemukan iklan dari produk-produk Nestle dengan mudah baik itu di koran, televisi, maupun media massa lainnya.
Hal-hal yang dilakukan oleh Public Relations dari Nestle berdampak cukup baik hingga sekarang. Buktinya saja tahun 2016 ini Nestle sedang merayakan ulang tahunnya yang ke 150 tahun. Selain itu, Nestle kerap kali memunculkan produk-produk baru dan juga produk-produk lama dari Nestle tetap bisa bertahan sampai sekarang. Nestle juga sudah mendapatkan banyak sekali penghargaan seperti masuk ke 10 besar perusahaan makanan terbesar versi Oxfam, 3 besar perusahaan yang paling memikirkan tentang nutrisi, dan mendapat nilai 96 dari 100 sebagai perusahaan pengembang lingkungan dari CDP (Nestle, 2016).
Comments
Post a Comment